Fakta soal dark skin yang menempati posisi kelima terbesar masalah kulit di dunia dikatakan oleh Yulias Rachmatika, Marketing Manager NIVEA Skin Care di sela-sela acara NIVEA Skinversation Class, Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (23/4).
Yulias memaparkan bila saat ini, dark skin atau masalah kulit menggelap akibat paparan sinar ultraviolet menempati posisi kelima terbesar masalah kesehatan kulit yang dikeluhkan oleh masyarakat di dunia. Hal ini disebabkan oleh ketidakpahaman sebagian besar orang akan aplikasi tabir surya sebagai perlindungan kulit dari sinar ultraviolet.
Meski sinar matahari juga punya sejumlah manfaat bagi kulit, tapi beberapa syarat dan ketentuan dari paparan sinar matahari sangat perlu dipahami agar masalah dark skin tidak mengancam Anda dalam kehidupan sehari hari tentunya..
“Dark skin paling banyak dipicu oleh kondisi kulit telanjang atau yang tidak diaplikasikan tabir surya berkualitas yang mampu memproteksi kulit secara aktif. Makanya, hari ini kami melakukan pendekatan unik menggunakan teknologi kamera UV untuk mengungkap kerusakan kulit secara nyata sekaligus memberi solusinya,” kata Yulias.
Menelaah soal masalah warna kulit, dr. Abraham Arimuko, MARS, FINDSV, FAADV, dermatologis, mengungkapkan jika kulit masyarakat Indonesia berada pada urutan ke tiga sampai kelima dalam lima kategori warna kulit secara global.
“Kalau kulit Asia termasuk Indonesia cenderung berada di level nomor tiga dan empat, kalau yang cokelat cenderung gelap ada di nomor lima. Tapi, Anda boleh merasa beruntung karena dibandingkan orang bule, kulit Asia punya keunggulan karena pigmennya berfungsi sebagai pertahanan alamiah dari radiasi sinar UV,” ujar dokter yang juga merupakan salah satu pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar